Kampus Ilmu Hikmah

Himpunan Lengkap Tentang Doa, Artikel, Asma, Ajian, Puisi, Tips dan Trik, Seputar Blogger

Santet Lagi, Santet Lagi

Mitos dan kegaiban seolah tidak ada matinya di negeri ini. Hal yang sudah menjadi "Indonesia Banget" ini malah menjadi-jadi alias menjadi  semakin terkenal karena mau diundang-undangkan.

Meski tidak bisa dipungkiri, di era ini korban-korban ilmu gaib itu banyak ditemukan. Percaya tak percaya, dalam tubuh korban bermunculan benda-benda asing, seperti paku, besi, silet, rambut, pecahan kaca dan lain sebagainya yang diindikasikan kuat sebagai akibat santet.


Terlepas dari kontroversi soal RUU tersebut, kata kuncinya adalah pada pendidikan akidah umat. Sejatinya, para pelaku santet atau sejenisnya tersebut tidak akan berdaya guna alias mati dengan sendirinya jika tidak ada orang yang menggunakan jasanya.

Kalau kita sepakat hal itu, maka yang efektif untuk dilakukan adalah memperbaiki akidah, pola pikir dan anggapan masyarakat akan hal itu. Fenomena penggunaan ilmu gaib untuk mencelakai, menyakiti sesama, pada hemat saya dilakukan karena seseorang menuruti nafsu duniawinya. Keinginan untuk memperoleh sesuatu, baik harta, tahta maupun wanita, yang tidak terkontrol oleh iman itulah yang memicu semakin tumbuh suburnya praktik-praktik menyesatkan tersebut.

Untuk itu, sebagai pribadi tertentu kita harus mengembalikan kesadaran bahwa semua hasrat keduniawian tersebut harus dikontrol dengan iman. Bukankah dengan iman dan kesadaran bahwa semua kebutuhan hidup kita dijamin oleh Allah, maka kita tak perlu memaksa diri untuk hidup berlebihan. Kalau meminjam kalimat Gus Mus, sudah saatnya kita hidup sederhana. Bagi KH Mustofa Bisri, dengan prinsif hidup sederhana, otomatis kita tidak akan bergaya hidup berlebih-lebihan.

Kita tentu banyak yang tahu makna pesan Nabi dalam salah satu hadisnya bahwa beramallah untuk duniamu seolah akan hidup selamanya. Sebaliknya, beramallah untuk akhiratmu seolah akan mati esok hari. Semangat pesan mulia ini tentu harus kita resapi dengan baik. Maknanya, lagi-lagi meminjam definisi dari Gus Mus, kalau kita berbuat mencari dunia, yakinlah bahwa kehidupan ini sudah dijamin oleh Allah meski kita hidup sangat lama. Kalau sudah begitu, kita tidak diperbudak pekerjaan dunia sampai lupa akhirat.

Sebaliknya, kesadaran bahwa kita akan mati esok, maknanya kita harus serius berbuat untuk akhirat karena itulah bekal kita mengahadap Allah SWT. Sekali lagi, praktik-praktik mistis tersebut akan cepat terkikis, jika para pengguna, alias kita sendiri tidak "kedoyanan" alias terlalu cinta dunia. Jika mereka para penjual jasa santet dan sebagainya tidak ada pesanan, maka ada atau tidak UU tersebut tidak berpengaruh. Semoga kita diberi kekuatan oleh Allah SWT agar tidak ikut-ikutan mempercayai, apalagi sampai menjadi "pemesan" jasa mistis seperti itu. Amin.

Wassalam.
0 Komentar untuk "Santet Lagi, Santet Lagi"

Tolong komentarnya berhubungan dengan artikel yang ada. Komentar yang mengarah ke tindakan spam akan di hapus atau terjaring secara otomatis oleh spam filter.

 
Copyright © 2014 - All Rights Reserved
Template By. Catatan Info