Saya : “Apakah engkau mengerti ilmu ini yang katanya karomahnya sangat dahsyat dan bisa begini dan begitu?”
Dia : “YA, SEDIKIT”.
Saya : “apakah engkau memilikinya atau mengamalkannya?”
Dia : “SAYA PERNAH DIIJAZAHKAN DARI SESEORANG UNTUK SAYA AMALKAN”
Saya : “Sudah berapa lama engkau mengamalkan itu?”
Dia : “BELUM LAMA JUGA, PALING SEKIAN TAHUN”
Saya : “selama itu? Lalu karomah seperti apa yang mucul ketika engkau tajrib?”
Dia : “SAYA TAK TAHU”
Saya : “kenapa engkau jawab tak tahu, sedangkan engkau telah mengamalkan sekian lama
Dia : “KARENA ITULAH JAWABAN YANG LEBIH PRAKTIS. BEGINI SEBENARNYA. SAYA MENGAMALKAN AMALAN INI DAN ITU BUKAN BERHARAP UNTUK PUNYA KAROMAH INI DAN ITU ATAU BISA BEGINI DAN BEGITU SEBAGAIMANA ORANG KEBANYAKAN TAK MAMPU MELAKUKAN. POKOKNYA ASAL SAYA SUKA AMALAN ITU YA SAYA AMALKAN.
Saya : “hanya itukah?”
Dia : “YANG SAYA USAHAKAN ADALAH SUPAYA SAYA MENGAMALKAN ILMU DIAMALKAN DENGAN IKHLAS LIWAJHILLAHI TA’ALA. DENGAN HARAPAN SAYA BISA DEKAT DENGAN ALQORIIB. DENGAN BEGITU MUDAH2AN ALLAH MENETESKAN RIDHONYA KEPADA SAYA, DAN SAYA PIKIR SETETES RIDHO AKAN LEBIH MAHAL HARGANYA DIBANDING SATU TELAGA KAROMAH. JADI SAYA TIDAK MEMIKIRKAN JAUH-JAUH APA KAROMAHNYA, APA KHODAMNYA ATAU KEKUATAN APAPUN YANG TERLIBAT DALAM ILMU. SEHINGGA SAYA TETAP MERASA LEMAH DAN TETAP BERGANTUNG KEPADA ASSHOMAD. KARENA BODOHNYA, SAYA TIDAK PERNAH MENDENGAR ADA AULIYA YANG MEMNGAMALKAN ILMU UNTUK TUJUAN KAROMAHNYA, YANG ADA ADALAH MEREKA BERUSAHA MENJADI MUQORROBIIN. ADAPUN SOAL KAROMAH DAN HAL2 YANG DI LUAR KEBIASAAN YANG TIMBUL, ITU KARENA KEDEKATAN MEREKA PADA TUHANNYA. KALAU DIIBARATKAN, KAROMAH ITU ADALAH BONUS DARI BARANG YANG DIBELI, DAN BARANG ITU BERUPA TAQORRUB. DENGAN BEGITU PARA AULIYA ITU TAK TERBEBANI DENGAN URUSAN KHODAM DAN MAKHLUK2 YANG TERLIBAT DALAM SUATU ILMU. MARI KITA TENGOK MANUSIA YANG BERPROFESI SEBAGAI PEMBANTU/KHODAM. DI AKHIR BULAN DIA AKAN MENUNTUT DAN MENGHARAP GAJI KEPADA MAJIKANNYA. BEGITU PULA DENGAN KHODAM2 YANG LAIN, MANUSIA MAUPUN BUKAN MANUSIA. NAMUN LAIN HALNYA APABILA SEORANG TERSEBUT MENGABDI KEPADA MAJIKANNYA DENGAN TULUS TANPA MENGHARAP IMBALAN APAPUN. DAN ITU AKAN TERJADI PADA SESEORANG YANG TULUS MENGABDI KEPADA KHOLIQNYA. JADI TAKPERLU LAGI REPOT MEMIKIIRKAN GAJI. UNTUK KHODAM. BUKAN BEGITU?”
Saya : “ kenapa bisa begitu?”
Dia : “HEHE,, SEDERHANA SAJA. SEMUANYA BERPANGKAL DARI NIAT, MAKANYA ADA DISEBUTKAN BAHWA AMAL ITU TERGANTUNG NIAT, DAN SEGALA URUSAN TERGANTUNG DARI YANG APA DINIATKAN.
Saya : “kalau tidak keberatan, maukah kau ceritakan sedikit mengenai khowariqul adat yang pernah terjadi?”
Dia : “SAYA TIDAK MERASA BISA BEGITU, NAMUN ADA BEBERAPA ORANG BERTANYA KEPADA SAYA UNTUK KLARIFIKASI BAHWA MEREKA MELIHAT SAYA ADA DI TEMPAT YANG BERBEDA DENGAN AKTIVITAS BERBEDA PULA. DAN ITU TERJADI DALAM WAKTU YANG SAMA. SEDANGKAN SAYA SENDIRI SEDANG BERADA DI TEMPAT YANG BERBEDA JUGA. WALLAHU A’LAM.”
Saya : “adakah yang lain?”
Dia : “BIARLAH AKU DENGAN TUHANKU. YANG TAHU. KECUALI ORANG LAIN MENGETAHUI. ITU MEMANG DI LUAR KUASAKU UNTUK MEMBENDUNG LISAN MEREKA. KARENA AKUPUN INGIN MENEBAR MANFAAT UNTUK SESAMA, MESKIPUN SANGAT SEDIKIT DAN DIANGGAP TAK BERARTI”
Dia : “YA, SEDIKIT”.
Saya : “apakah engkau memilikinya atau mengamalkannya?”
Dia : “SAYA PERNAH DIIJAZAHKAN DARI SESEORANG UNTUK SAYA AMALKAN”
Saya : “Sudah berapa lama engkau mengamalkan itu?”
Dia : “BELUM LAMA JUGA, PALING SEKIAN TAHUN”
Saya : “selama itu? Lalu karomah seperti apa yang mucul ketika engkau tajrib?”
Dia : “SAYA TAK TAHU”
Saya : “kenapa engkau jawab tak tahu, sedangkan engkau telah mengamalkan sekian lama
Dia : “KARENA ITULAH JAWABAN YANG LEBIH PRAKTIS. BEGINI SEBENARNYA. SAYA MENGAMALKAN AMALAN INI DAN ITU BUKAN BERHARAP UNTUK PUNYA KAROMAH INI DAN ITU ATAU BISA BEGINI DAN BEGITU SEBAGAIMANA ORANG KEBANYAKAN TAK MAMPU MELAKUKAN. POKOKNYA ASAL SAYA SUKA AMALAN ITU YA SAYA AMALKAN.
Saya : “hanya itukah?”
Dia : “YANG SAYA USAHAKAN ADALAH SUPAYA SAYA MENGAMALKAN ILMU DIAMALKAN DENGAN IKHLAS LIWAJHILLAHI TA’ALA. DENGAN HARAPAN SAYA BISA DEKAT DENGAN ALQORIIB. DENGAN BEGITU MUDAH2AN ALLAH MENETESKAN RIDHONYA KEPADA SAYA, DAN SAYA PIKIR SETETES RIDHO AKAN LEBIH MAHAL HARGANYA DIBANDING SATU TELAGA KAROMAH. JADI SAYA TIDAK MEMIKIRKAN JAUH-JAUH APA KAROMAHNYA, APA KHODAMNYA ATAU KEKUATAN APAPUN YANG TERLIBAT DALAM ILMU. SEHINGGA SAYA TETAP MERASA LEMAH DAN TETAP BERGANTUNG KEPADA ASSHOMAD. KARENA BODOHNYA, SAYA TIDAK PERNAH MENDENGAR ADA AULIYA YANG MEMNGAMALKAN ILMU UNTUK TUJUAN KAROMAHNYA, YANG ADA ADALAH MEREKA BERUSAHA MENJADI MUQORROBIIN. ADAPUN SOAL KAROMAH DAN HAL2 YANG DI LUAR KEBIASAAN YANG TIMBUL, ITU KARENA KEDEKATAN MEREKA PADA TUHANNYA. KALAU DIIBARATKAN, KAROMAH ITU ADALAH BONUS DARI BARANG YANG DIBELI, DAN BARANG ITU BERUPA TAQORRUB. DENGAN BEGITU PARA AULIYA ITU TAK TERBEBANI DENGAN URUSAN KHODAM DAN MAKHLUK2 YANG TERLIBAT DALAM SUATU ILMU. MARI KITA TENGOK MANUSIA YANG BERPROFESI SEBAGAI PEMBANTU/KHODAM. DI AKHIR BULAN DIA AKAN MENUNTUT DAN MENGHARAP GAJI KEPADA MAJIKANNYA. BEGITU PULA DENGAN KHODAM2 YANG LAIN, MANUSIA MAUPUN BUKAN MANUSIA. NAMUN LAIN HALNYA APABILA SEORANG TERSEBUT MENGABDI KEPADA MAJIKANNYA DENGAN TULUS TANPA MENGHARAP IMBALAN APAPUN. DAN ITU AKAN TERJADI PADA SESEORANG YANG TULUS MENGABDI KEPADA KHOLIQNYA. JADI TAKPERLU LAGI REPOT MEMIKIIRKAN GAJI. UNTUK KHODAM. BUKAN BEGITU?”
Saya : “ kenapa bisa begitu?”
Dia : “HEHE,, SEDERHANA SAJA. SEMUANYA BERPANGKAL DARI NIAT, MAKANYA ADA DISEBUTKAN BAHWA AMAL ITU TERGANTUNG NIAT, DAN SEGALA URUSAN TERGANTUNG DARI YANG APA DINIATKAN.
Saya : “kalau tidak keberatan, maukah kau ceritakan sedikit mengenai khowariqul adat yang pernah terjadi?”
Dia : “SAYA TIDAK MERASA BISA BEGITU, NAMUN ADA BEBERAPA ORANG BERTANYA KEPADA SAYA UNTUK KLARIFIKASI BAHWA MEREKA MELIHAT SAYA ADA DI TEMPAT YANG BERBEDA DENGAN AKTIVITAS BERBEDA PULA. DAN ITU TERJADI DALAM WAKTU YANG SAMA. SEDANGKAN SAYA SENDIRI SEDANG BERADA DI TEMPAT YANG BERBEDA JUGA. WALLAHU A’LAM.”
Saya : “adakah yang lain?”
Dia : “BIARLAH AKU DENGAN TUHANKU. YANG TAHU. KECUALI ORANG LAIN MENGETAHUI. ITU MEMANG DI LUAR KUASAKU UNTUK MEMBENDUNG LISAN MEREKA. KARENA AKUPUN INGIN MENEBAR MANFAAT UNTUK SESAMA, MESKIPUN SANGAT SEDIKIT DAN DIANGGAP TAK BERARTI”
0 Komentar untuk "PENGALAMAN DARI SEORANG TEMAN YG PATUT DITIRU"
Tolong komentarnya berhubungan dengan artikel yang ada. Komentar yang mengarah ke tindakan spam akan di hapus atau terjaring secara otomatis oleh spam filter.